http://meckygiroth.blogspot.com/2010/08/terapi-penyembuhan-penyakit.html
Keinginan kuat untuk sembuhlah, yang menyembuhkan.
Seorang ibu
peserta pelatihan kami “Executive Camp” dari Lampung, terbengong-bengong
bingung, bagaimana mungkin sakit pening berat di leher kanan, yang
cukup lama dideritanya mendadak lenyap begitu saja, setelah melakukan
terapi “Maaf + Ikhlas” yang saya pandu.
Apakah saya yang
menyembuhkannya? Tentu saja tidak. Keyakinan ibu tersebutlah yang
menyembuhkan sakit yang dideritanya. Keinginan kuat dari ibu tersebut,
untuk sembuhlah yang menyembuhkannya. Saya hanyalah berbagi ide saja.
Ya, hanya sebuah ide yang bisa cocok untuk ibu tersebut, yang semoga
juga bisa cocok untuk Anda.
Kita tidak tahu pesan Alam Bawah Sadar kita
Tubuh
kita sering mengkomunikasikan sesuatu pada kita, namun kita tidak tahu.
Alam bawah sadar kita mengirimkan pesan untuk kita dalam rupa rasa
sakit, tapi kita obati rasa sakit tersebut, kita “paksa” untuk hilangkan
rasa sakit itu dengan berbagai obat. Padahal alam bawah sadar kita
memunculkan rasa sakit, karena berawal dari rasa marah yang belum
terselesaikan, tapi kita “save” di ulu hati. Rasa benci kita “simpan” di
pencernaan.
Karena kita “tidak atau belum” pernah belajar cara
alam bawah sadar kita berkomunikasi dengan kita, yaaa makin bingunglah
kita saat mengalami sebuah rasa yang nggak nyaman dalam diri kita ini.
Strategi yang kita miliki, hanyalah menelan obat pereda rasa sakit atau
Pain Killer, yang akhirnya kitapun ikut jadi “Killer” atau pembunuh
untuk diri kita sendiri he he he…
Rasa Sakit adalah Pesan Alam Bawah Sadar
Jika
kita setuju dan meyakini bahwa rasa sakit adalah pesan dari alam bawah
sadar kita, maka jauh lebih baik kita intropeksi ke dalam diri dan
bertanya ke dalam diri, apa maksud alam bawah sadar kita dengan adanya
sakit tersebut.
Ini akan sangat membantu penyembuhan dari dalam
diri, dari pada kita mencari penyebab rasa sakit yang kita alami
tersebut, di luar diri kita. Karena memang alam bawah sadar manusia
sangat jenius, sangat pandai, sangat pintar, sangat kreatif. Tuhan
sungguh telah memberikan rahmat yang luar biasa dalam tubuh manusia ini.
Baiklah,
saya akan berbagi ide yang sangat sederhana, bagaimana kita
“menyembuhkan” diri sendiri dari berbagai rasa sakit, dengan cara
berkomunikasi langsung ke alam bawah sadar kita.
Berikut ini tahapan Terapi Diri Maaf + Ikhlas:
Sebelum
Anda melakukan teknik terapi “Maaf + Ikhlas” ini, yakinkan diri Anda
bahwa begitu mudahnya teknik ini, sehingga Anda sendiri bisa
melakukannya, bahkan sangat mudah juga Anda ajarkan ke orang lain yang
sekiranya membutuhkan.
1. Sentuh dengan telunjuk + jari tengah
Pada
bagian tubuh yang sedang dirasa sakit, mungkin kepala bagian belakang,
leher, dada, perut, kaki atau bagian manapun, sentuhlah dengan jari
telunjuk dan jari tengah Anda, boleh gunakan tangan kiri, boleh gunakan
tangan kanan. Bebas saja, ikuti pilihan hati Anda, karena itu tangan
Anda sendiri he he…
Mengapa harus dengan 2 jari ini?
Nah,
kalau ini sungguh saya juga tidak tahu he he, sungguh. Namun, seringkali
tiba-tiba ide muncul begitu saja dalam benak saya, saat menghadapi
sebuah situasi di lapangan. Mungkin karena niat saya yang kuat untuk
membantu, mungkin… Sungguh saya “belum” tahu mengapa sentuhan paling
jitu, “harus” dengan jari telunjuk dan jari tengah. Jadi, maaf saya
belum punya jawaban yang “ilmiah”, yang menurut saya tidaklah terlalu
penting mengapa.
2. Katakan “Maaf”
Bernafaslah lebih
perlahan, makin perlahan sampai sangat perlahan, sebelum melakukan tahap
ke dua ini. Lalu, lanjutkan dengan mengatakan maaf.
Ya, katakan
maaf pada bagian tubuh yang dirasa sakit, yang Anda sentuh dengan jari
telunjuk dan jari tengah tadi. Sampaikan dengan sungguh-sungguh. Boleh
diucapkan, boleh dalam hati. Jangan keras-keras, nanti disangka “edan”
oleh tetangga he he…
Katakan maaf, karena selama ini kita tidak
memahami apa maksud pesan yang ingin disampaikan oleh alam bawah sadar
kita sendiri, melalui rasa sakit itu. Sehingga pesan itu terabaikan.
Sekali lagi katakan maaf dengan sungguh-sungguh. Contoh:
“Maaf ya leher yang sakit, saya mengabaikanmu selama ini”
“Maaf ya pundak yang sakit, saya tidak memahami maksud rasamu selama ini”
“Maaf ya mata yang perih, saya tidak memahami pesanmu selama ini”
“Maaf ya perut, saya salah makan yang tidak sesuai dengan kebutuhanmu hari ini atau selama ini”
“Maaf ya kaki, saya bekerja terlalu keras hari ini”
Boleh
gunakan kalimat lain yang bergaya bahasa Anda sendiri, seperti bicara
dengan teman saat kecil, seperti bicara dengan seorang sahabat.
Lalu,
amati bagian tubuh yang Anda sentuh tersebut, bagaimana rasanya
sekarang? Amati dan amati saja. Setelah itu, lanjutkan ke langkah
berikutnya…
3. Bertanggung Jawablah
Sambil terus menyentuh
bagian tubuh yang sakit, katakan pada bagian yang sakit tersebut bahwa:
“Aku bertanggung jawab atas rasa sakit kamu”.
Bukanlah tidak
akan ada asap, jika tidak ada api. Bagaimana bisa ada buah, jika kita
tidak menanam sebuah bibit. Di dunia ini ada hukum sebab-akibat.
Bertanggungjawablah pada “Sebab”-nya. Mungkin sebuah keputusan yang
keliru di masa lalu, mungkin sebuah marah yang belum terselesaikan.
Mungkin, sebuah kekecewaan yang tersimpan.
Kuncinya adalah
mengambil tanggung jawab dari rasa sakit tersebut. Bahwa kita pernah
salah, bahwa kita pernah keliru, bahwa kita pernah kotor di masa lalu…
Lalu,
amati bagian tubuh yang Anda sentuh tersebut, bagaimana rasanya
sekarang? Amati dan amati saja. Setelah itu, lanjutkan ke langkah
berikutnya…
4. Terima atau lepaskan dengan ikhlas
Nah,
sekarang ada 2 pilihan. Tanya ke alam bawah sadar Anda apakah sakit ini
adalah bagian yang harus diterima, cukup seperti bertanya: “Apakah rasa
sakit ini adalah bagian yang harus aku jalani?”. Jika terasa ada jawaban
“ya” dari dalam diri Anda, maka:
Tariklah nafas panjang yang
dalam, sebagai sarana menerima rasa sakit yang Anda sentuh tadi dengan
ikhlaaas… Lakukan beberapa kali sampai benar-benar terasa ikhlas.
Tahapan ini dikombinasikan dengan doa-doa yang sesuai dengan iman
keyakinan Anda, tentulah sangat membantu.
Pilihan ke 2, bila sakit itu bukanlah milik kita, mungkin dapat “kiriman kado” he he… Ya, sudah lakukan saja:
Buanglah
nafas yang panjang, sebagai sarana melepaskan rasa sakit yang Anda
sentuh tadi ke alam semesta yang demikian luasnya. Kata alam semesta
bisa Anda ganti menjadi: Tuhan, Allah atau sebutan lainnya yang selaras
dengan iman keyakinan Anda. Terus lakukan beberapa kali sampai
benar-benar terasa ikhlas untuk dilepaskan. Diiringi dengan doa akan
makin mantaaap…
Sekarang, amati lagi bagian tubuh yang Anda
sentuh tersebut, bagaimana rasanya sekarang? Amati dan amati saja.
Setelah itu, lanjutkan ke langkah berikutnya…
5. Berterimakasih
Nah,
ini bagian yang terpenting dalam teknik terapi diri ini yaitu
berterimakasih pada alam bawah sadar Anda. Ya, berterimakasihlah dengan
sangat sungguh-sungguh. Lakukan seperti Anda ngomong: “Terima kasih ya,
terima kasih…” pada bagian tubuh yang Anda sentuh tadi. Boleh
dilanjutkan dengan berdoa sesuai iman Anda.
Baik juga setelah
sesi terapi “Maaf + Ikhlas” ini selesai dilakukan, Anda tidur sejenak,
tidurlah jika tubuh Anda ingin Anda tidur. Tidurlah…
Oh ya, jangan lupa untuk melepaskan sentuhan jari Anda dari bagian rasa sakit di tubuh Anda tadi, setelah terapi ini he he…
Sakit bagian tubuh apa saja yang bisa sembuh dengan teknik terapi ini?
Sungguh
sangat banyak cerita tentang keberhasilan ide sederhana ini. Saya agak
sungkan untuk membagikannya karena seperti “Kok, bisa ya?”. Biarlah Anda
sendiri yang memetik manfaatnya. Rasakan sendiri saja. Buktikan sendiri
saja.
Semoga ide terapi “Maaf + Ikhlas” ini dapat melengkapi
koleksi terapi diri untuk Anda sendiri, maupun untuk orang lain. Mungkin
saja, ide terapi ini belum pas untuk sebuah situasi sakit tertentu,
tidak apa-apa juga. Anda bisa kombinasikan dengan ide terapi diri
lainnya. Ini hanyalah salah satu ide pelengkap saja. Yang siapa tahu
berguna dan berhikmah…
Harapan Akhir Cerita
Karena
seringkali saya mendapat ilham dengan tiba-tiba dan gratis dari DIA,
maka artiklel inipun bebas untuk di-copy dan disebarluaskan, agar makin
banyak orang yang bisa mendapat manfaatnya.
Ya, Allah terima
kasih atas begitu banyaknya berkah yang saya terima selama hidup ini,
semoga dengan tulisan ini, berkah itu terus tersebarkan…